Bayangkan saja: setiap pagi, ratusan pekerja kantoran, pelajar, dan pedagang kecil berlalu-lalang di atas jembatan yang goyang-goyang seperti akan roboh kapan saja. "Saya sudah lama was-was pakai JPO ini. Lantainya retak, pegangannya longgar, apalagi kalau angin kencang," cerita Budi, seorang karyawan swasta yang biasa melintas di sana untuk menuju pusat perbelanjaan. Kisah seperti ini bukan sekadar keluhan biasa; ini adalah alarm bahaya yang akhirnya didengar oleh otoritas kota.
Latar Belakang Pembongkaran: Dari Inspeksi hingga Eksekusi
Menurut informasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, JPO di Sudirman Square telah berdiri sejak awal 2000-an, menjadi salah satu ikon lalu lintas di jantung kota. Namun, seiring waktu, paparan cuaca ekstrem, getaran kendaraan berat, dan minimnya perawatan rutin membuat struktur itu semakin rapuh. Inspeksi terbaru yang dilakukan pada awal November ini mengungkap fakta mencengangkan: besi penyangga utama mengalami korosi parah, sementara pondasi beton retak hingga 30 persen.
"Kami tidak bisa lagi menunggu. Risiko runtuhnya jembatan ini bisa menimbulkan korban jiwa, terutama di jam sibuk," ujar Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Ir. Ahmad Yusuf, dalam konferensi pers kemarin. Pembongkaran dimulai sejak subuh tadi, melibatkan puluhan pekerja dan alat berat seperti excavator serta crane. Proses ini dipantau ketat oleh tim keselamatan lalu lintas untuk meminimalisir gangguan pada arus kendaraan di Jalan Sudirman yang dikenal sebagai salah satu arteri tersibuk di Riau.
Pembongkaran bukan keputusan semalam. Sebelumnya, Pemko telah melakukan survei publik melalui media sosial dan pertemuan dengan warga sekitar. Hasilnya? Lebih dari 70 persen responden setuju dengan langkah ini, meski ada kekhawatiran soal alternatif penyeberangan sementara. "Kami paham ini akan merepotkan, tapi keselamatan nomor satu," tambah Ahmad.
Dampak Langsung: Lalu Lintas Terganggu, Pejalan Kaki Harus Ekstra Hati-Hati
Sudirman Square, yang biasanya ramai dengan aktivitas belanja dan kuliner, kini berubah menjadi zona konstruksi. Arus lalu lintas di sekitar lokasi mengalami kemacetan hingga 20 persen, terutama saat jam pulang kerja. Polisi lalu lintas dikerahkan untuk mengatur pengalihan jalur, sementara pejalan kaki diarahkan menggunakan zebra cross darurat yang dilengkapi petugas pengawas.
Bagi para pedagang di sekitar square, pembongkaran ini seperti pisau bermata dua. "Omzet saya turun karena orang enggan lewat sini. Tapi ya, lebih baik sekarang daripada nanti ada musibah," kata Ibu Siti, pemilik warung kopi di pinggir jalan. Dampak ini juga dirasakan oleh pengguna transportasi umum, seperti angkot dan ojek online, yang harus memutar lebih jauh untuk menghindari area pembongkaran.
Lebih dari itu, insiden ini membuka mata kita tentang kondisi infrastruktur kota secara keseluruhan. Pekanbaru, sebagai ibu kota Provinsi Riau, sedang berkembang pesat dengan proyek-proyek baru seperti pusat bisnis dan perumahan. Namun, tanpa pemeliharaan yang baik, fasilitas lama seperti JPO ini bisa menjadi bom waktu. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa kecelakaan pejalan kaki di kota-kota besar Indonesia meningkat 15 persen dalam dua tahun terakhir, sebagian karena infrastruktur rusak.
Rencana ke Depan: JPO Baru yang Lebih Aman dan Modern
Pemko Pekanbaru tak hanya berhenti di pembongkaran. Mereka telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk membangun JPO pengganti yang lebih kokoh dan ramah pengguna. Desain baru ini akan mengadopsi teknologi anti-korosi, pencahayaan LED, dan akses ramah difabel, termasuk lift untuk penyandang disabilitas.
"Pembangunan akan dimulai dalam dua minggu ke depan, dengan target selesai sebelum akhir tahun," janji Ahmad Yusuf. Sementara itu, untuk mengatasi kekosongan sementara, Pemko menyediakan shuttle bus gratis yang menghubungkan kedua sisi jalan, serta penambahan lampu lalu lintas pejalan kaki di titik-titik strategis.
Warga seperti Budi menyambut baik rencana ini. "Akhirnya ada perubahan. Semoga JPO baru ini tahan lama dan aman untuk anak-anak juga," harapnya. Inisiatif ini juga menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia untuk lebih proaktif dalam memeriksa infrastruktur publik.
Pelajaran dari Sudirman Square: Keselamatan di Atas Segalanya
Kisah pembongkaran JPO di Sudirman Square bukan sekadar berita lokal; ini adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya keselamatan di ruang publik. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, seringkali kita abaikan tanda-tanda bahaya kecil yang bisa berujung bencana. Pemko Pekanbaru telah mengambil langkah berani, tapi tantangan sebenarnya adalah menjaga agar kejadian serupa tak terulang di tempat lain.
Bagi pembaca yang sering melintas di area tersebut, ingatlah untuk selalu waspada. Gunakan jalur alternatif jika memungkinkan, dan laporkan kerusakan infrastruktur ke pihak berwenang. Pekanbaru sedang berubah, dan perubahan ini dimulai dari kesadaran kita bersama. Tetap aman, warga Pekanbaru!
