Kronologi Kejadian: Api Muncul dari Satu Kios dan Menjalar Cepat
Menurut saksi mata yang berada di lokasi, kebakaran bermula sekitar pukul 06.30 WIB, saat para pedagang baru mulai membuka usaha mereka. Api pertama kali terlihat di salah satu kios yang menjual bahan makanan ringan dan peralatan rumah tangga. "Saya sedang menyusun barang dagangan ketika tiba-tiba ada asap tebal keluar dari kios sebelah. Tak lama kemudian, api sudah membesar dan melompat ke kios lain," ujar Budi, seorang pedagang berusia 45 tahun yang kiosnya ikut terdampak.
Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang, tapi dugaan awal mengarah pada korsleting listrik akibat instalasi kabel yang sudah usang. Kawasan Jalan SM Amin memang dikenal sebagai pusat perdagangan kecil-menengah di Pekanbaru, di mana banyak kios berdempetan tanpa jarak aman yang memadai. Angin kencang pagi itu mempercepat penyebaran api, membuat tujuh kios hangus dalam hitungan menit. Tim pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Pekanbaru tiba di lokasi sekitar 15 menit setelah laporan pertama masuk, tapi api sudah sulit dikendalikan karena bahan mudah terbakar seperti kain dan plastik yang mendominasi isi kios.
Dampak Ekonomi dan Sosial: Kerugian Besar bagi Pedagang Kecil
Kerugian finansial dari kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp500 juta, termasuk stok barang dagangan, peralatan usaha, dan struktur bangunan yang rusak parah. Bagi para pedagang, ini adalah pukulan telak, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih pulih pasca pandemi. "Saya kehilangan segalanya. Stok pakaian dan aksesoris yang baru saya beli kemarin saja sudah habis terbakar. Bagaimana saya harus mulai lagi?" keluh seorang pedagang wanita bernama Siti, yang kiosnya menjadi salah satu korban utama.
Tidak hanya itu, kebakaran ini juga memengaruhi warga sekitar. Puluhan keluarga yang tinggal di belakang kios-kios tersebut terpaksa mengungsi sementara karena khawatir api menjalar ke rumah mereka. Evakuasi barang berlangsung chaotic, dengan warga saling bantu mengangkut perabotan, dokumen penting, dan bahkan hewan peliharaan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, meski dua orang pedagang mengalami luka bakar ringan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pekanbaru untuk perawatan.
Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Perdagangan dan Pasar segera turun tangan, memberikan bantuan darurat berupa makanan, pakaian, dan tenda pengungsian sementara. "Kami akan segera melakukan pendataan korban dan menyiapkan program pemulihan usaha bagi para pedagang yang terdampak," kata Kepala Dinas Perdagangan Pekanbaru, Ahmad Yusuf, dalam konferensi pers singkat di lokasi kejadian.
Respons Cepat dari Pihak Berwenang dan Komunitas
Tim pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sepenuhnya sekitar pukul 08.00 WIB, setelah mengerahkan enam unit mobil pemadam dan puluhan petugas. Polisi lalu lintas juga menutup sementara akses Jalan SM Amin untuk memudahkan evakuasi dan investigasi. Sementara itu, komunitas lokal dan relawan dari berbagai organisasi sosial turut serta dalam upaya pemulihan, seperti membersihkan puing-puing dan mendistribusikan bantuan.
Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi di kawasan perdagangan Pekanbaru. Data dari DPKP menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025, sudah ada lebih dari 20 kasus kebakaran di area komersial, sebagian besar disebabkan oleh masalah listrik dan kelalaian manusia. Hal ini mendorong seruan dari masyarakat agar pemerintah lebih ketat dalam mengawasi standar keselamatan bangunan, termasuk pemasangan alat pemadam api otomatis dan pelatihan pencegahan kebakaran bagi pedagang.
Pelajaran Berharga: Mencegah Kebakaran di Masa Depan
Kebakaran di Jalan SM Amin ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Di tengah cuaca panas dan musim kemarau yang masih berlangsung di Riau, risiko kebakaran semakin tinggi. Para ahli keselamatan menyarankan agar pedagang rutin memeriksa instalasi listrik, menghindari penumpukan barang mudah terbakar, dan selalu siap dengan alat pemadam api ringan. "Pencegahan adalah kunci. Jangan tunggu musibah datang baru bertindak," tegas seorang pakar keselamatan dari Universitas Riau.
Bagi warga Pekanbaru, kejadian ini juga mengingatkan pentingnya solidaritas. Banyak yang sudah mulai menggalang donasi melalui media sosial untuk membantu para korban bangkit kembali. Sementara investigasi berlanjut, diharapkan ada langkah konkret dari pemerintah untuk merevitalisasi kawasan perdagangan agar lebih aman dan tahan bencana.
Tetap waspada, Pekanbaru! Jangan biarkan musibah seperti ini terulang. Untuk update terkini seputar kebakaran Pekanbaru dan tips pencegahan, pantau terus berita kami.
