Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca

Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!

Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
(Foto : Terbilang.id)

Kabar RiauGuncangan telak menghantam jagat politik Riau pagi ini. Asri Auzar, nama yang dulu bergema di koridor DPRD Provinsi Riau sebagai Wakil Ketua, kini meringkuk di balik jeruji besi. Polisi Resor (Polres) Pekanbaru menjeratnya dengan tuduhan penggelapan tanah senilai miliaran rupiah, sebuah kasus yang tak hanya mengguncang fondasi kepercayaan publik terhadap elite politik, tapi juga membuka luka lama soal maraknya sengketa lahan di tanah Melayu ini. Dari kursi empuk yang penuh wibawa, Asri kini menghadapi kenyataan pahit: proses hukum yang bisa merenggut segalanya.

Bayangkan saja: seorang politisi senior, yang pernah memimpin sidang-sidang krusial DPRD, kini jadi tahanan. Ini bukan sekadar berita sensasional; ini adalah peringatan keras bahwa kekuasaan tak abadi, dan tanah – aset paling berharga di Riau – bisa jadi jebakan mematikan bagi siapa pun yang tergoda untuk memanipulasinya. Kasus ini, yang meledak ke permukaan pekan lalu, langsung jadi sorotan netizen dan warga Pekanbaru, dengan tagar #AsriAuzarDitahan mendadak naik ke puncak tren media sosial. Apa sebenarnya yang terjadi? Mari kita urai kronologi dan detailnya, langkah demi langkah, agar Anda paham betapa dalamnya akar masalah ini.

Kronologi Penangkapan: Dari Laporan Warga hingga Razia Malam

Semuanya bermula dari jeritan diam-diam para korban yang tak lagi bisa ditahan. Pada awal Oktober 2025, sekelompok warga di Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, melapor ke Polres setempat. Mereka mengaku kehilangan hak atas lahan warisan keluarga mereka, tanah seluas 5 hektar yang seharusnya jadi sumber penghidupan. Lahan itu, katanya, tiba-tiba berpindah tangan melalui surat palsu dan transaksi fiktif. Nilai transaksinya? Tak tanggung-tanggung, mencapai Rp 8,5 miliar – angka yang cukup untuk membangun perumahan sederhana bagi ratusan keluarga.

Investigasi polisi bergerak cepat. Tim Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Pekanbaru, dipimpin Kasat Reskrim AKP Budi Santoso, langsung menyusuri jejak dokumen. Hasilnya mengejutkan: nama Asri Auzar muncul sebagai dalang utama. Mantan wakil ketua DPRD periode 2019-2024 itu diduga memanfaatkan posisinya untuk memalsukan akta jual beli (AJB) dan sertifikat hak milik (SHM). "Kami temukan bukti bahwa tersangka menggunakan jaringan notaris dan pejabat kelurahan untuk memuluskan penggelapan ini," ungkap AKP Budi dalam konferensi pers singkat kemarin sore.

Penangkapan Asri terjadi di kediamannya di kawasan elit Pekanbaru pada dini hari, 8 November 2025. Operasi itu digelar secara diam-diam, tapi tak luput dari mata tetangga yang curiga melihat deretan mobil polisi. Saat ditangkap, Asri sedang dalam keadaan santai, baru saja bangun tidur. "Beliau kooperatif, tapi jelas terkejut," kata sumber dekat tim penyidik. Kini, ia ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Pekanbaru, menunggu proses penyidikan lebih lanjut. Jaksa Penuntut Umum (JPU) diperkirakan akan segera dilibatkan, dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara berdasarkan Pasal 378 KUHP tentang pemalsuan surat dan Pasal 372 tentang penggelapan.

Latar Belakang Asri Auzar: Karier Gemilang yang Tumbang dalam Sekejap

Siapa Asri Auzar sebenarnya? Bagi banyak orang di Riau, namanya identik dengan perjuangan politik yang panjang. Lahir di Pekanbaru pada 1975, Asri naik daun sebagai aktivis mahasiswa di Universitas Riau pada era 1990-an. Ia bergabung dengan Partai Demokrat sejak 2004, dan dalam pemilu 2019, ia terpilih sebagai anggota DPRD Riau dengan suara terbanyak di daerah pemilihan Pekanbaru II. Sebagai Wakil Ketua DPRD, Asri dikenal vokal dalam isu pembangunan infrastruktur, termasuk proyek jalan tol Trans Sumatera yang melintasi Riau.

Tapi di balik sorotan itu, ada bayang-bayang gelap. Selama masa jabatannya, Asri sering dikaitkan dengan proyek-proyek lahan di pinggiran Pekanbaru. Ia pernah jadi penggagas Raperda tentang Pengelolaan Lahan Sawit, yang menuai kontroversi karena dianggap menguntungkan segelintir pengusaha. "Asri pintar bicara soal kesejahteraan rakyat, tapi ternyata lahan rakyat yang dia incar," sindir seorang aktivis LSM Lingkungan Hidup Riau yang enggan disebut namanya.

Kasus ini bukan yang pertama bagi Asri. Pada 2022, ia sempat jadi sorotan atas dugaan konflik kepentingan dalam proyek reklamasi pantai di Dumai. Meski tak terbukti, laporan itu jadi benang merah yang kini terurai. Penggelapan tanah miliaran ini, menurut penyidik, bagian dari pola yang lebih besar: memanfaatkan koneksi politik untuk mengakuisisi lahan murah, lalu menjualnya ke developer properti dengan harga selangit. Korban utama? Warga kecil yang tak punya kuasa melawan birokrasi.

Dampak Kasus: Warga Trauma, Politik Riau Bergoyang

Bayangkan dampaknya bagi korban. Keluarga Pak Rahman, seorang pensiunan buruh sawit berusia 68 tahun, kehilangan lahan 1 hektar yang jadi satu-satunya warisan dari orang tuanya. "Itu tanah yang kami garap sejak 1980-an. Sekarang, di atasnya mau dibangun apartemen. Kami mau ke mana lagi?" cerita Pak Rahman dengan suara parau saat ditemui di gubuk sederhananya di Marpoyan Damai. Tak sendirian, ada belasan keluarga lain yang kini bergabung dalam kelompok korban, menuntut ganti rugi dan keadilan.

Secara lebih luas, kasus ini seperti tamparan bagi pemerintahan Riau yang baru saja dilantik. Gubernur terpilih, yang menjanjikan era bersih dari korupsi, kini dihadapkan pada ujian berat. "Ini menunjukkan betapa rapuhnya sistem pengawasan lahan di Riau. DPRD seharusnya jadi pengawal, bukan perampok," komentar Dr. Lina Sari, pakar hukum tata negara dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Reaksi politik pun beragam. Ketua DPRD Riau saat ini, H. Zulkifli, buru-buru menyatakan bahwa kasus ini "kasus pribadi" dan tak mencoreng lembaga. Sementara itu, rival politik Asri dari Partai Golkar menyebutnya sebagai "buah dari benih busuk yang lama". Di media sosial, opini terbelah: ada yang menyesalkan "jatuhnya seorang pejuang", ada pula yang bersorak "akhirnya keadilan datang".

Mengapa Kasus Penggelapan Tanah di Riau Tak Pernah Usai?

Riau, provinsi kaya minyak dan sawit, punya sejarah kelam soal lahan. Setiap tahun, ribuan hektar tanah jadi sengketa, dari konflik adat hingga manipulasi sertifikat. Data Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau mencatat, pada 2024 saja, ada 1.200 kasus pengaduan lahan, 30% di antaranya melibatkan pejabat publik. Penggelapan seperti kasus Asri sering kali bermula dari celah birokrasi: notaris yang korup, pejabat kelurahan yang 'bisa diatur', dan pengusaha yang haus lahan.

Apa solusinya? Pakar seperti Dr. Lina menyarankan digitalisasi sertifikat lahan untuk cegah pemalsuan. "Gunakan blockchain atau sistem terintegrasi nasional. Jangan biarkan kertas jadi senjata," tegasnya. Sementara itu, LSM seperti WALHI Riau mendorong audit menyeluruh terhadap aset pejabat DPRD. "Ini saatnya Riau bangun dari mimpi buruk lahan hilang," ujar koordinator WALHI, Andi Wijaya.

Menuju Akhir yang Belum Pasti: Pelajaran dari Kejatuhan Seorang Politisi

Kini, Asri Auzar menanti vonis. Penyidik Polres Pekanbaru berjanji transparan, dengan bukti berupa dokumen palsu, saksi kunci, dan rekaman transaksi yang tak terbantahkan. Tapi di balik jeruji, pertanyaan besar tetap menggantung: berapa banyak lagi 'Asri' lain yang bersembunyi di balik topeng pejabat?

Kasus ini bukan akhir dari cerita, tapi awal dari perubahan. Bagi warga Pekanbaru, ini pengingat untuk waspada terhadap janji manis politik. Bagi elite Riau, ini peringatan: tanah bukan milik pribadi, tapi warisan generasi. Seperti kata pepatah Melayu, "Air dicincang tak putus, pepatah diketuk tak pudar." Semoga kasus Asri ini jadi air pancut yang membasuh korupsi dari bumi Riau.

Baca Juga
Berita Terbaru
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
  • Shock Pekanbaru: Mantan Wakil Ketua DPRD Riau Ditahan Polisi atas Penggelapan Tanah Miliaran – Asri Auzar: Dari Kursi Empuk ke Sel Tahanan!
Posting Komentar