Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca

Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!

Riau International Fashion Week 2025
(Foto : Cakaplah.com)

Kabar RiauSuasana Ballroom Hotel Grand Elite Pekanbaru hari ini berubah menjadi panggung gemerlap yang memukau, di mana kain batik Riau yang sarat makna budaya bertemu dengan sentuhan modern dari desainer kelas dunia. Riau International Fashion Week (RIFW) 2025 season kedua resmi bergulir, menyedot perhatian ratusan tamu undangan dari dalam dan luar negeri. Dengan tema "Semarak Batik Riau Menyapa Dunia", acara ini bukan sekadar parade busana, melainkan pernyataan tegas bahwa warisan tekstil Indonesia siap bersaing di kancah global. Bayangkan saja: 60 desainer ternama dari berbagai belahan dunia, termasuk Malaysia dan Filipina, berkumpul untuk menghidupkan kain tradisional menjadi karya seni yang memikat mata. Ini adalah momen di mana Riau tak lagi hanya dikenal sebagai penghasil minyak sawit, tapi juga pusat kreativitas fashion yang dinamis.

Sebagai jurnalis yang telah meliput berbagai event mode nasional, saya bisa katakan bahwa RIFW 2025 ini punya nuansa berbeda. Tak ada kemewahan berlebih ala Paris Fashion Week, tapi justru kehangatan gotong royong yang kental dengan semangat lokal. Panitia, yang dipimpin oleh Puan Asosiasi Pelaku Ekonomi Kreatif (Aspekraf) Provinsi Riau, telah mempersiapkan segalanya selama berbulan-bulan tanpa bergantung pada sponsor besar. Hasilnya? Sebuah pertunjukan yang autentik, di mana setiap jahitan kain menceritakan kisah panjang perjuangan pengrajin batik di tanah Melayu ini.

Panggung yang Hidup dengan Irama Melayu dan Kreasi Inovatif

Bayangkan Anda duduk di antara 500 pasang mata yang terpaku pada runway: cahaya sorot lampu menyinari model-model anggun yang melenggang dengan busana batik berpotongan kontemporer. Acara dimulai tepat pukul 18.00 WIB, dibuka dengan penampilan live music dari Rumah Seni Datin, yang mengalunkan lagu-lagu Melayu klasik bercampur medley daerah Nusantara. Puncaknya, lagu "Zapin Batik Riau" ciptaan Datin Syarifah Aida, yang tak hanya menyentuh telinga tapi juga hati, mengiringi parade pertama. "Ini bukan sekadar fashion show, ini adalah perayaan identitas kita," ujar Irna Juita, koordinator acara, saat konferensi pers dua hari lalu. Kata-katanya itu seolah menjadi mantra sepanjang malam.

Dari total 60 desainer yang tampil, 10 di antaranya datang dari luar negeri – enam dari Malaysia dan empat dari Filipina – membawa pengaruh etnis yang menyegarkan. Mereka menggabungkan motif batik Riau, seperti awan larat atau pucuk rebung, dengan elemen modern seperti siluet asimetris dan bahan ramah lingkungan. Desainer nasional dari Jakarta, Padang, Medan, Batam, hingga Lampung tak kalah memukau; mereka menampilkan koleksi yang mengadaptasi batik untuk gaya hidup urban, dari gaun pesta hingga pakaian kasual sehari-hari. Khusus dari Puan Aspekraf sendiri, 30 desainer lokal fokus pada kreasi batik murni, menunjukkan bagaimana kain tradisional ini bisa bertransformasi menjadi item fashion yang wearable dan marketable.

Tak lupa, 160 model yang terlibat – termasuk empat istri kepala daerah di Riau yang turun langsung ke runway – menambah warna. Mereka bukan hanya berjalan, tapi seperti menceritakan narasi: dari model muda yang energik hingga yang lebih senior, semuanya mewakili keragaman masyarakat Riau. Salah satu highlight adalah segmen kolaborasi di mana desainer Filipina memadukan batik dengan elemen tenun tradisional mereka, menghasilkan busana hybrid yang mendapat tepuk tangan meriah. "Kami ingin batik Riau tak lagi dipandang sebagai kain kuno, tapi sebagai tren global yang bisa dipakai siapa saja, di mana saja," tambah Irna, menekankan visi acara ini.

Di Balik Layar: Gotong Royong dan Dukungan Ekonomi Kreatif

Apa yang membuat RIFW 2025 ini begitu spesial? Jawabannya ada di balik panggung. Acara ini lahir dari semangat gotong royong, tanpa dana pemerintah atau sponsor korporat besar. Puan Aspekraf, sebagai penggerak utama, bekerja sama dengan berbagai agensi model – terbanyak dari Medan – untuk memastikan talenta terbaik hadir. Datin Syarifah Aida, sebagai penasehat, tak hanya memberikan dukungan moral tapi juga kontribusi kreatif melalui musik dan lagu-lagunya. "Sebagai pembatik asli Riau, saya melihat ini sebagai peluang emas untuk memperkenalkan ciri khas kita ke dunia," katanya dengan antusias.

Lebih dari sekadar glamour, acara ini punya dampak nyata pada ekonomi lokal. Puluhan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) turut serta dalam bazar yang mengiringi event, menjajakan produk seperti kain batik handmade, aksesoris etnis, hingga makanan khas Melayu. Bayangkan, tamu dari luar daerah – bahkan luar negeri – datang tak hanya untuk menonton, tapi juga berbelanja dan menikmati wisata Pekanbaru. "Kami perkirakan ada perputaran uang signifikan selama akhir pekan ini," jelas salah satu panitia. Doorprize menarik, seperti tiga tiket ke fashion show di Bangkok, semakin memicu antusiasme, memberi kesempatan bagi model lokal untuk go international.

Dari perspektif budaya, RIFW 2025 ini seperti jembatan antara masa lalu dan masa depan. Batik Riau, yang sering dikaitkan dengan upacara adat, kini dihadirkan dalam bentuk yang fresh: jaket bomber dengan motif tradisional, dress midi untuk kantor, atau bahkan aksesoris seperti tas dan sepatu. Ini sejalan dengan tren global fashion berkelanjutan, di mana kain lokal seperti batik dihargai karena proses pembuatannya yang ramah lingkungan dan mendukung komunitas pengrajin. Bagi Riau, yang selama ini bergulat dengan isu lingkungan seperti kebakaran hutan, event ini menjadi angin segar untuk mempromosikan sisi positif: kekayaan budaya dan kreativitas anak mudanya.

Dampak Jangka Panjang: Riau sebagai Destinasi Fashion Baru

Melihat ke depan, RIFW 2025 bisa menjadi tonggak bagi industri fashion Indonesia timur. Dengan partisipasi internasional yang semakin kuat, acara ini berpotensi menarik investor dan kolaborator global. Bayangkan jika batik Riau mulai muncul di runway Milan atau New York – bukan mimpi lagi, tapi kemungkinan nyata. Namun, tantangannya tetap ada: bagaimana memastikan pengrajin kecil di desa-desa Riau mendapat manfaat langsung? Panitia menjanjikan program pelatihan pasca-event untuk mendukung hal itu.

Secara keseluruhan, malam ini di Hotel Grand Elite bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang batik Riau menuju panggung dunia. Di tengah hiruk-pikuk mode yang sering didominasi brand besar, RIFW membuktikan bahwa kekuatan sejati ada pada akar budaya dan kolaborasi komunitas. Bagi Anda yang melewatkannya, jangan khawatir – season ketiga pasti akan lebih besar. Tapi untuk sekarang, mari kita rayakan bagaimana Riau, dengan segala keindahannya, siap menyapa dunia melalui helai-helai kain yang penuh cerita.

Baca Juga
Berita Terbaru
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
  • Sensasi Riau International Fashion Week 2025: 60 Desainer Global Hadir, Batik Riau Siap Mendunia!
Posting Komentar