Awal yang Sulit: Persekat Tegal Unggul Cepat dan Dominan
Babak pertama dimulai dengan tempo tinggi, di mana Persekat Tegal langsung menunjukkan taringnya sebagai tim tamu yang haus poin. Hanya dalam 15 menit pertama, striker andalan mereka, Ahmad Fauzi, memanfaatkan kesalahan koordinasi lini belakang PSPS untuk mencetak gol pembuka melalui sundulan keras dari sepak pojok. Gol itu seolah menjadi sinyal bahwa Persekat siap menguasai permainan, dengan penguasaan bola mencapai 60 persen di paruh pertama.
Tak berhenti di situ, Persekat kembali menambah keunggulan di menit ke-28. Kali ini, gelandang kreatif mereka, Budi Santoso, melepaskan tendangan jarak jauh yang tak mampu dihalau kiper PSPS, Riko Saputra. Skor 2-0 membuat pendukung tuan rumah mulai gelisah. "Kami sempat kehilangan fokus di awal, dan itu mahal harganya," ujar pelatih PSPS, Andi Rahman, usai pertandingan. Tapi, di sinilah letak keindahan sepak bola: tak ada yang pasti hingga peluit akhir dibunyikan.
PSPS, yang dikenal dengan julukan "Asykar Bertuah", tak mau menyerah begitu saja. Meski tertinggal dua gol, mereka mulai bangkit menjelang akhir babak pertama. Serangan balik cepat dipimpin oleh kapten tim, Dedi Kusnadi, yang hampir saja mencetak gol lewat tembakan voli di menit ke-40. Sayang, bola masih membentur mistar gawang. Babak pertama berakhir dengan Persekat unggul, tapi aroma comeback sudah tercium di udara Pekanbaru yang lembab.
Comeback Heroik: PSPS Bangkit di Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Andi Rahman melakukan perubahan taktik yang brilian. Ia memasukkan pemain muda berbakat, Rizky Pratama, sebagai pengganti gelandang senior yang tampak kelelahan. Keputusan ini langsung membuahkan hasil. Hanya lima menit setelah kick-off babak kedua, Rizky memanfaatkan umpan silang dari sayap kanan untuk mencetak gol pertama PSPS dengan tendangan first-time yang akurat. Skor berubah menjadi 1-2, dan stadion mulai bergoyang.
Momentum kini berpindah ke kubu tuan rumah. PSPS meningkatkan intensitas pressing tinggi, memaksa Persekat mundur ke area pertahanan mereka sendiri. Di menit ke-65, equalizer akhirnya datang. Penyerang haus gol PSPS, Faisal Rahman, menyambut bola rebound dari tendangan bebas dan menceploskan bola ke gawang kosong. Gol ini tak hanya menyamakan kedudukan, tapi juga menyulut api semangat di antara ribuan suporter yang memadati tribun.
Drama mencapai puncaknya di menit ke-82. Saat pertandingan tampak akan berakhir imbang, PSPS mendapat penalti setelah bek Persekat melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Dedi Kusnadi, sang kapten, maju sebagai eksekutor. Dengan tenang, ia mengecoh kiper lawan dan membawa PSPS unggul 3-2. "Itu momen yang tak akan pernah saya lupakan. Tekanan besar, tapi dukungan fans membuat saya percaya diri," kata Dedi dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
Persekat mencoba bangkit di sisa waktu, tapi lini belakang PSPS yang dipimpin oleh stopper tangguh, Andi Wijaya, tampil solid. Beberapa peluang emas lawan berhasil digagalkan, termasuk sundulan di injury time yang ditepis kiper Riko dengan gemilang. Peluit panjang wasit akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kemenangan heroik bagi PSPS.
Dampak Kemenangan: Dorongan Moral untuk PSPS di Liga 2
Kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin tambahan di klasemen Liga 2 Grup A. Bagi PSPS Pekanbaru, yang musim lalu nyaris terdegradasi, hasil ini membawa mereka naik ke posisi empat besar sementara. Dengan total 15 poin dari delapan laga, mereka kini hanya terpaut dua poin dari pemuncak klasemen. "Comeback seperti ini membangun karakter tim. Kami siap bersaing hingga akhir musim," tambah pelatih Andi Rahman, yang memuji kontribusi pemain muda sebagai kunci sukses.
Di sisi lain, Persekat Tegal harus menelan pil pahit. Meski tampil dominan di awal, kekalahan ini membuat mereka tertahan di zona tengah klasemen. Pelatih mereka, Surya Pratama, mengakui kesalahan taktik di babak kedua. "Kami kehilangan konsentrasi setelah kebobolan gol pertama. Ini pelajaran berharga untuk laga selanjutnya," katanya.
Pertandingan ini juga menyoroti talenta lokal di sepak bola Indonesia. Rizky Pratama, yang baru berusia 21 tahun, menjadi bintang malam itu dengan gol debutnya yang krusial. Kisahnya menginspirasi banyak pemuda di Pekanbaru untuk mengejar mimpi di lapangan hijau.
Pandangan ke Depan: PSPS Siap Hadapi Tantangan Berikutnya
Dengan kemenangan sensasional ini, PSPS Pekanbaru kini memandang laga berikutnya dengan optimisme tinggi. Mereka akan bertandang ke markas Persiraja Banda Aceh akhir pekan depan, di mana persaingan diprediksi semakin sengit. Bagi para fans, momen comeback tadi malam adalah pengingat bahwa sepak bola adalah tentang harapan dan perjuangan.
Jika Anda penggemar sepak bola Liga 2 Indonesia, jangan lewatkan update terbaru dari kami. Ikuti terus berita olahraga Pekanbaru untuk cerita-cerita inspiratif seperti ini. PSPS bukan hanya tim; mereka adalah simbol kebanggaan Riau!
.webp)