Aksi ini tidak hanya menarik perhatian warga sekitar, tetapi juga menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara masyarakat Pulau Rupat dan pihak perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut. Warga yang berasal dari Desa Darul Aman, Kelurahan Tanjung Kapal, dan Kelurahan Batu Panjang, merasa hak mereka belum diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit tersebut.
Latar Belakang Aksi Demonstrasi
Aksi demo ini bermula dari keresahan masyarakat mengenai pembagian lahan plasma yang dianggap tidak adil oleh warga. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, perusahaan besar seperti PT Priatama Riau diwajibkan untuk memberikan kebun plasma kepada masyarakat sekitar yang terdampak oleh kegiatan perkebunan.
Namun, masyarakat Pulau Rupat merasa bahwa pembagian tersebut tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, bahkan sebagian lahan plasma yang dijanjikan tidak pernah diberikan. Mereka menuntut agar PT Priatama Riau segera merealisasikan hak mereka atas lahan plasma sebesar 20% dari total luas HGU (Hak Guna Usaha) perusahaan.
Masyarakat menganggap bahwa pembagian lahan plasma akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi mereka, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar yang mereka anggap tidak transparan dalam kebijakan distribusi lahan.
Aksi Blokir Akses ke Perusahaan
Sebagai bentuk protes, ratusan warga melakukan aksi blokir akses utama menuju PT Priatama Riau. Aksi ini dilakukan dengan cara menutup jalan utama yang digunakan untuk transportasi keluar-masuk ke area perkebunan. Aksi blokir jalan ini menyebabkan gangguan serius terhadap operasional perusahaan dan akses transportasi di kawasan tersebut.
Pihak berwenang, dalam hal ini Polres Bengkalis, dengan sigap merespons situasi yang berkembang dengan cepat. Polisi menurunkan 100 personel untuk mengamankan lokasi dan mencegah terjadinya kerusuhan. Selain personel dari Polres Bengkalis, beberapa satuan pengamanan lainnya juga dikerahkan untuk membantu pengendalian massa.
Meski situasi sempat tegang, pihak kepolisian berhasil menjaga ketertiban dan menghindari bentrokan fisik antara warga dengan aparat. Proses negosiasi antara perwakilan warga dan perusahaan, yang difasilitasi oleh pihak kepolisian, terus berlangsung dengan harapan dapat ditemukan jalan keluar yang saling menguntungkan.
Tanggapan Polres Bengkalis
Kapolres Bengkalis, AKBP Rudi Kurniawan, dalam keterangannya menyampaikan bahwa tindakan kepolisian didasarkan pada upaya menjaga ketertiban umum dan memberikan ruang bagi proses mediasi antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Ia menambahkan bahwa Polres Bengkalis telah melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Polres Bengkalis berkomitmen untuk memastikan aksi ini tetap berjalan dengan aman dan terkendali. Kami memahami keresahan masyarakat, namun kami juga harus memastikan bahwa situasi tidak berkembang menjadi anarkis," ujar Kapolres Rudi Kurniawan.
Menurutnya, dalam setiap aksi demonstrasi, pihak kepolisian berusaha memfasilitasi komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Kapolres juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan hukum jika diperlukan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Peran Perusahaan dalam Penyelesaian Konflik
Sementara itu, pihak PT Priatama Riau belum memberikan pernyataan resmi mengenai aksi demonstrasi ini. Namun, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa perusahaan sedang melakukan evaluasi terkait permintaan warga untuk mempercepat proses pembagian kebun plasma.
Pentingnya dialog antara perusahaan dan masyarakat setempat menjadi sorotan utama dalam penyelesaian masalah ini. Tidak sedikit masyarakat yang berharap perusahaan lebih proaktif dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejumlah tokoh masyarakat setempat mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan berbagai upaya komunikasi dengan perusahaan untuk membahas masalah ini, namun merasa hasilnya belum memadai. Mereka berharap agar aksi ini menjadi momentum bagi perusahaan untuk lebih transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Polres Bengkalis Fokus pada Pengamanan dan Mediasi
Polres Bengkalis terus berkomitmen untuk menjaga kedamaian dan memastikan bahwa semua pihak bisa menyampaikan aspirasi mereka secara damai dan konstruktif. Aksi demo yang berlangsung di Pulau Rupat ini menjadi pelajaran penting bagi pihak berwenang untuk lebih mengantisipasi potensi konflik di masa depan.
Masyarakat Pulau Rupat yang merasa terabaikan selama bertahun-tahun kini semakin lantang menyuarakan hak mereka. Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan solusi yang tidak hanya mengutamakan kepentingan perusahaan, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat yang menjadi mitra utama dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah tersebut.
Harapan Masyarakat
Masyarakat Pulau Rupat menekankan pentingnya keadilan dalam pembagian lahan plasma. Mereka berharap agar pemerintah daerah dan pusat dapat lebih memperhatikan isu ini agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, terutama dalam hal pemenuhan hak atas lahan yang telah dijanjikan.
Dengan adanya mediasi yang baik dan komitmen dari semua pihak, diharapkan masalah ini dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan tidak merugikan salah satu pihak. Aksi demo yang berlangsung di Pulau Rupat ini menjadi simbol perjuangan masyarakat dalam menuntut hak mereka atas sumber daya alam yang mereka anggap telah lama diabaikan.
.webp)