Helat Pelalawan 2025, yang resmi dibuka pada Jumat pagi (17 Oktober 2025), langsung menjadi sorotan. Berlokasi di pusat kota Pangkalan Kerinci, festival ini memadukan elemen budaya tradisional dengan sentuhan modern yang memikat. Bayangkan saja: panggung utama yang dihiasi lampu warna-warni, di mana penari Melayu bergerak lincah mengikuti irama gamelan, sementara di sisi lain, booth-booth UMKM menawarkan aneka produk mulai dari kerajinan tangan hingga makanan khas Riau. "Ini lebih dari sekadar acara, ini adalah perayaan identitas kita sebagai masyarakat Pelalawan," ujar Bupati Pelalawan, Zukri Misran, saat membuka festival dengan sambutan penuh semangat.
Ribuan Warga Tumpah Ruah: Dari Atraksi Budaya hingga Hiburan Modern
Tak heran jika Helat Pelalawan 2025 langsung membludak pengunjung. Estimasi panitia mencatat lebih dari 5.000 orang hadir pada hari pertama saja, dengan puncaknya diprediksi mencapai 20.000 jiwa hingga penutupan pada Minggu malam (19 Oktober 2025). Apa yang membuatnya begitu menarik? Pertama, ragam atraksi budaya yang autentik. Pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan seni tradisional seperti Zapin dan Randai, yang dibawakan oleh kelompok-kelompok pemuda lokal. Ada juga lomba perahu hias di Sungai Kampar, di mana peserta bersaing dengan dekorasi kapal yang menggambarkan kekayaan alam Pelalawan – dari hutan mangrove hingga perkebunan kelapa sawit.
Bagi keluarga, zona hiburan anak menjadi favorit. Di sini, anak-anak bisa ikut workshop membuat kerajinan dari bahan daur ulang, sementara orang tua menikmati konser musik dari artis lokal seperti grup band indie Riau yang membawakan lagu-lagu bertema lingkungan. "Saya bawa keluarga dari Pekanbaru khusus untuk ini. Suasananya hidup banget, seperti pesta besar yang menyatukan semua orang," cerita seorang pengunjung, Ibu Sari, sambil memegang tas belanjaan penuh oleh-oleh.
Tak ketinggalan, elemen modern yang membuat festival ini relevan dengan generasi muda. Ada zona digital di mana pengunjung bisa berfoto dengan filter AR (Augmented Reality) bertema Pelalawan, atau ikut challenge media sosial untuk memenangkan hadiah. Hashtag #HelatPelalawan2025 sudah trending di platform seperti Instagram dan TikTok, dengan ribuan unggahan yang memperlihatkan kemeriahan acara. Ini bukan hanya pesta, tapi juga momentum untuk mempromosikan pariwisata Pelalawan ke tingkat nasional.
RAPP di Balik Ledakan UMKM Lokal: Dukungan Nyata untuk Ekonomi Rakyat
Di tengah kemeriahan itu, sorotan utama jatuh pada peran RAPP sebagai sponsor dan penggerak utama. Perusahaan pulp dan kertas terkemuka di Riau ini tak sekadar menyumbang dana, tapi benar-benar terlibat dalam memberdayakan UMKM lokal. Melalui program "RAPP Peduli UMKM", mereka menyediakan pelatihan gratis bagi pelaku usaha kecil, mulai dari pengemasan produk hingga strategi pemasaran digital. Hasilnya? Lebih dari 100 booth UMKM di Helat Pelalawan 2025 menampilkan produk-produk inovatif, seperti camilan berbahan baku kelapa sawit organik, aksesoris dari serat kayu daur ulang, hingga minuman herbal khas hutan Riau.
Salah satu cerita sukses adalah milik Pak Joko, seorang pengrajin anyaman dari Desa Langgam. "Dulu, produk saya hanya dijual di pasar lokal. Berkat pelatihan dari RAPP, sekarang saya bisa ekspor ke luar daerah. Di festival ini, omzet saya naik tiga kali lipat!" katanya dengan wajah berbinar. RAPP juga mendirikan paviliun khusus untuk UMKM binaannya, lengkap dengan konsultasi bisnis gratis. Inisiatif ini tak hanya meningkatkan penjualan, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi warga sekitar pabrik RAPP.
Lebih dari itu, RAPP mengintegrasikan nilai lingkungan dalam dukungannya. Mereka mendorong UMKM untuk menggunakan bahan ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. "Kami ingin Helat Pelalawan menjadi contoh bagaimana industri dan masyarakat bisa berkolaborasi untuk kemajuan bersama," jelas Direktur RAPP, Sihol Aritonang, dalam konferensi pers kemarin. Dampaknya terlihat jelas: UMKM lokal tak lagi sekadar bertahan, tapi benar-benar "meledak" dengan inovasi yang menarik perhatian pembeli dari luar provinsi.
Dampak Positif: Dari Ekonomi hingga Kebersamaan Sosial
Helat Pelalawan 2025 bukan hanya soal hiburan dan bisnis; ia juga membawa dampak sosial yang mendalam. Festival ini berhasil menyatukan berbagai etnis di Riau, dari Melayu, Jawa, hingga suku asli seperti Sakai. Melalui dialog budaya dan forum diskusi, peserta belajar menghargai keragaman, sekaligus membahas isu-isu seperti pelestarian hutan dan pemberdayaan perempuan di sektor UMKM.
Secara ekonomi, acara ini diproyeksikan menyumbang Rp 50 miliar bagi perekonomian lokal, termasuk dari sektor penginapan, transportasi, dan makanan. Hotel-hotel di sekitar Pangkalan Kerinci penuh sesak, sementara warung-warung pinggir jalan kebanjiran pelanggan. "Ini momentum emas untuk Pelalawan bangkit pasca-pandemi," tambah Bupati Zukri. Bagi UMKM, festival ini seperti katalisator: banyak yang mendapat kontrak baru atau kolaborasi dengan perusahaan besar seperti RAPP.
Namun, di balik kemeriahan, ada tantangan yang perlu diatasi. Kemacetan lalu lintas dan sampah pasca-acara menjadi catatan bagi panitia. Untungnya, RAPP turut serta dalam kampanye "Pelalawan Bersih", dengan menyediakan tim relawan untuk membersihkan area festival setiap malam.
Harapan ke Depan: Helat Pelalawan sebagai Ikon Nasional
Seiring matahari terbenam di hari terakhir Helat Pelalawan 2025, ribuan warga pulang dengan senyum lebar dan tas penuh kenangan. Acara ini tak hanya menyuguhkan hiburan, tapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan budaya sambil meraih peluang ekonomi. Dengan dukungan kuat dari RAPP, UMKM lokal kini siap menghadapi persaingan global.
Ke depan, panitia berencana memperluas festival ini dengan mengundang tamu internasional, mungkin dari negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura. "Kami ingin Helat Pelalawan menjadi ikon pariwisata Riau, bahkan Indonesia," pungkas Bupati. Bagi warga Pelalawan, festival ini adalah bukti bahwa semangat gotong royong bisa mengubah daerah menjadi pusat kemajuan. Jadi, jika Anda belum sempat hadir tahun ini, catat tanggal untuk Helat Pelalawan 2026 – karena kemeriahannya pasti akan lebih dahsyat lagi!
