Fibria Nurlailita, gadis berusia 19 tahun yang biasa disapa Fibi, bukanlah atlet biasa. Sebagai santriwati di Pondok Pesantren Al-Hikmah Bengkalis, ia menjalani hari-harinya dengan rutinitas ketat: belajar agama, mengaji, dan tentu saja, berlatih pencak silat. "Saya selalu percaya bahwa pencak silat bukan hanya seni bela diri, tapi juga bagian dari ibadah dan penguatan karakter," ujar Fibria saat diwawancarai usai kompetisi. Kata-katanya mencerminkan perpaduan antara nilai-nilai Islam dan semangat olahraga yang ia anut sejak kecil.
Perjalanan Menuju Podium Internasional
Kisah Fibria dimulai dari desa kecil di Bengkalis, di mana ia pertama kali mengenal pencak silat melalui ayahnya, seorang mantan pesilat lokal. Sejak usia 12 tahun, Fibria bergabung dengan perguruan silat setempat, tapi baru saat masuk pesantren ia menemukan gairah sejati. Di bawah bimbingan guru silatnya, Ustadz Rahman, ia belajar teknik-teknik dasar seperti jurus, tendangan, dan pukulan yang presisi. "Latihan setiap hari setelah salat subuh jadi rutinitas. Kadang capek, tapi itu yang bikin kuat," cerita Fibria dengan senyum lebar.
Tahun 2025 menjadi momen puncak bagi Fibria. International Moslem Pencak Silat, kompetisi tahunan yang diikuti pesilat dari berbagai negara Muslim seperti Indonesia, Malaysia, Turki, dan Mesir, digelar di Jakarta. Acara ini bukan sekadar pertandingan; ia juga menjadi wadah untuk mempromosikan nilai-nilai Islam melalui olahraga. Fibria mewakili tim Riau setelah lolos seleksi ketat di tingkat provinsi. "Saya gugup banget awalnya, tapi dukungan dari keluarga dan teman-teman pesantren bikin saya semangat," katanya.
Di babak penyisihan, Fibria menghadapi lawan-lawan tangguh. Ia berhasil mengalahkan pesilat asal Malaysia dengan skor tipis melalui teknik elakan cepat dan serangan balik yang mematikan. Semifinal menjadi ujian berat saat ia berhadapan dengan juara bertahan dari Turki. "Itu pertarungan paling sengit. Saya hampir menyerah di ronde kedua, tapi ingat doa dari ustadzah, akhirnya bisa balikkan situasi," kenang Fibria. Akhirnya, di final, ia harus puas dengan posisi runner-up setelah kalah dari atlet Mesir yang lebih berpengalaman. Meski begitu, medali perak itu seperti emas bagi masyarakat Bengkalis.
Dampak Prestasi bagi Bengkalis dan Generasi Muda
Prestasi Fibria Nurlailita tak hanya membawa pulang medali, tapi juga membangkitkan semangat olahraga di Bengkalis. Bupati Bengkalis, dalam sambutannya saat menyambut kedatangan Fibria, menyatakan, "Ini bukti bahwa anak Bengkalis bisa bersaing di kancah internasional. Kami akan dukung lebih banyak program pencak silat di sekolah dan pesantren." Respons positif juga datang dari warga setempat. Di media sosial, tagar #FibriaJuaraBengkalis ramai dibagikan, dengan ribuan ucapan selamat dari netizen.
Bagi generasi muda, khususnya perempuan, Fibria menjadi role model. Di era di mana perempuan sering dihadapkan pada stereotip, ia membuktikan bahwa santriwati bisa berprestasi di bidang olahraga tanpa meninggalkan nilai agama. "Saya ingin menginspirasi adik-adik perempuan di Bengkalis untuk berani bermimpi besar. Pencak silat ajarkan disiplin, kesabaran, dan ketangguhan," tegas Fibria.
Selain itu, prestasi ini diharapkan mendorong pengembangan infrastruktur olahraga di Bengkalis. Saat ini, daerah ini masih kekurangan fasilitas latihan standar internasional. Dengan sorotan dari kompetisi ini, pemerintah daerah berjanji untuk membangun pusat pelatihan pencak silat yang lebih modern. "Kita butuh lebih banyak Fibria di masa depan," kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Masa Depan Cerah Fibria Nurlailita
Setelah kemenangan ini, Fibria tak mau berpuas diri. Ia berencana melanjutkan latihan intensif sambil menyelesaikan studinya di pesantren. "Target selanjutnya adalah juara pertama di kompetisi tahun depan. Saya juga ingin jadi pelatih untuk anak-anak di Bengkalis," ungkapnya. Dukungan dari sponsor lokal mulai berdatangan, termasuk bantuan peralatan latihan dari perusahaan swasta di Riau.
Kisah Fibria Nurlailita mengingatkan kita bahwa prestasi lahir dari perjuangan dan keyakinan. Di Bengkalis, yang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya, kini ada tambahan kebanggaan: seorang santriwati yang menaklukkan dunia pencak silat. Semoga cerita ini menginspirasi lebih banyak orang untuk mengejar mimpi, apa pun latar belakangnya.
Tetap pantau berita terkini dari Bengkalis untuk update prestasi anak daerah lainnya!
