Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca

Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru

Oknum Polisi
(Foto : Liputan 6)

Kabar RiauKota Pekanbaru kembali digemparkan oleh skandal besar yang melibatkan aparat penegak hukum. Seorang oknum polisi berpangkat brigadir di wilayah Riau diduga terjerat dalam jaringan peredaran narkoba skala besar. Kasus ini bukan hanya mencoreng citra kepolisian, tapi juga memicu kekhawatiran masyarakat tentang keamanan dan integritas penjaga hukum di tengah maraknya perang melawan narkotika di Indonesia.

Kronologi kejadian ini bermula dari operasi rahasia yang digelar oleh tim gabungan dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau. Pada malam tanggal 20 September lalu, petugas melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di kawasan pinggiran Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Marpoyan Damai. Di lokasi itu, mereka menemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 5 kilogram, alat hisap, serta uang tunai senilai ratusan juta rupiah yang diduga hasil transaksi ilegal.

Yang membuat publik terkejut adalah penangkapan seorang oknum polisi berinisial A.R., yang bertugas di salah satu polsek di Pekanbaru. Menurut keterangan awal dari pihak berwenang, A.R. bukan sekadar pengguna, melainkan diduga berperan sebagai penghubung antara bandar narkoba dengan jaringan distribusi di wilayah Riau. "Ini bukan kasus biasa. Kami menemukan bukti komunikasi intensif antara tersangka dengan pelaku utama yang sudah kami pantau selama berbulan-bulan," ujar seorang sumber internal kepolisian yang enggan disebutkan namanya.

Bagaimana bisa seorang penegak hukum terjerumus ke dalam lingkaran hitam ini? Latar belakang A.R. sebenarnya cukup biasa. Berusia 35 tahun, ia bergabung dengan kepolisian sejak 2010 dan dikenal sebagai petugas yang rajin di lapangan. Namun, belakangan ini, gaya hidupnya mulai mencurigakan. Tetangga di sekitar rumahnya sering melihat mobil mewah parkir di depan, meski gaji seorang brigadir tak seberapa. "Dia orangnya pendiam, tapi akhir-akhir ini sering keluar malam dan pulang pagi. Kami tak menyangka kalau ada hubungannya dengan narkoba," cerita seorang warga setempat yang kami wawancarai di lokasi kejadian.

Investigasi lebih lanjut mengungkap bahwa jaringan ini tak hanya beroperasi di Pekanbaru, tapi juga merembet ke kabupaten sekitar seperti Kampar dan Pelalawan. Para pelaku memanfaatkan jalur sungai dan hutan belantara Riau untuk menyelundupkan barang haram dari luar negeri, kemungkinan melalui perbatasan dengan Malaysia. A.R. diduga memberikan informasi internal tentang jadwal patroli polisi, sehingga memudahkan pengiriman narkoba tanpa terganggu. Ini adalah pukulan telak bagi institusi kepolisian, yang selama ini gencar melakukan razia dan kampanye anti-narkoba.

Kapolda Riau, Irjen Pol. Budi Santoso, langsung angkat bicara dalam konferensi pers pagi ini. "Kami tidak akan mentolerir perilaku seperti ini. Proses internal sudah berjalan, dan oknum tersebut terancam pemecatan tidak hormat jika terbukti bersalah," tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya sedang memperketat pengawasan internal untuk mencegah kasus serupa. "Ini pelajaran berharga. Kami harus membersihkan rumah sendiri sebelum membersihkan masyarakat."

Dampak dari kasus ini tak hanya terbatas pada korps bhayangkara. Masyarakat Pekanbaru merasa kepercayaan mereka terguncang. "Kalau polisi sendiri terlibat, siapa lagi yang bisa kami andalkan?" keluh seorang ibu rumah tangga di pasar tradisional Pekanbaru. Aktivis anti-narkoba dari LSM setempat juga mendesak pemerintah daerah untuk meningkatkan program rehabilitasi dan pencegahan, terutama di kalangan pemuda yang rentan menjadi korban.

Sementara itu, proses hukum terhadap A.R. dan rekan-rekannya sedang bergulir. Mereka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang bisa menjatuhi hukuman penjara seumur hidup atau bahkan pidana mati jika terbukti sebagai pengedar utama. Pengadilan Tinggi Pekanbaru diperkirakan akan segera menggelar sidang perdana dalam waktu dekat.

Kasus oknum polisi terlibat narkoba ini bukan yang pertama di Riau. Tahun lalu, ada insiden serupa di Dumai yang melibatkan dua anggota polisi lalu lintas. Namun, skala kali ini lebih besar, mengingat volume barang bukti dan jaringan yang terungkap. Ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa perang melawan narkoba harus dimulai dari dalam institusi sendiri.

Bagi warga Pekanbaru dan Riau pada umumnya, berita ini adalah alarm untuk lebih waspada. Mari kita dukung upaya pemberantasan narkoba dengan melaporkan segala aktivitas mencurigakan. Hanya dengan kerjasama masyarakat dan aparat, kita bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman narkotika. Pantau terus perkembangan kasus ini melalui update berita kami.

Baca Juga
Berita Terbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
  • Geger! Oknum Polisi Riau Terancam Dipecat Gegara Terlibat Jaringan Narkoba di Pekanbaru
Posting Komentar