Tradisi Budaya yang Mendunia
Pacu Jalur, yang dikenal sebagai lomba dayung tradisional di Sungai Kuantan, telah menjadi identitas budaya Kabupaten Kuantan Singingi. Tradisi ini diwariskan turun-temurun sejak abad ke-17, awalnya sebagai perayaan hari besar Islam dan momen gotong royong masyarakat. Kini, Pacu Jalur telah menjelma menjadi festival berskala internasional, menjadi magnet wisata budaya Indonesia yang mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
Artis Internasional Turut Meriahkan
Tahun ini, penyelenggara membuat gebrakan dengan menghadirkan Siti Nurhaliza, diva Malaysia, dan rapper asal AS Tyga, yang tampil di panggung utama pada malam puncak. Kehadiran mereka menjadi daya tarik besar bagi generasi muda, menciptakan kombinasi unik antara tradisi dan hiburan modern. Kolaborasi musik Melayu dengan beat hip-hop menciptakan pengalaman baru yang belum pernah ada di festival sebelumnya.
Antusiasme 1,6 Juta Pengunjung
Menurut data panitia, jumlah pengunjung tahun ini meningkat 20% dibanding 2024. Area tepian Sungai Kuantan dipadati penonton sejak pagi hari. UMKM lokal mencatat lonjakan penjualan hingga dua kali lipat, mulai dari kuliner khas seperti lemang dan gulai tempoyak, hingga kerajinan tangan yang diburu wisatawan sebagai oleh-oleh.
Selain menyaksikan perlombaan jalur, pengunjung juga menikmati bazar kuliner, pameran budaya, serta workshop kerajinan tradisional. Tiket tribun VIP ludes terjual dalam hitungan jam sejak dibuka secara online, menandakan minat masyarakat yang semakin tinggi.
Rahasia Kesuksesan Tahun Ini
Kesuksesan Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 tidak lepas dari tiga strategi kunci:
-
Digitalisasi PromosiPanitia memanfaatkan media sosial, influencer, dan kampanye digital bertema “From Kuantan to the World”. Video pendek yang menampilkan keseruan dayung jalur viral di TikTok dan Instagram, menjangkau jutaan pengguna muda.
-
Kolaborasi InternasionalMenggandeng Kementerian Pariwisata dan Kedutaan Besar negara tetangga, festival ini dipromosikan sebagai destinasi wisata budaya unggulan Asia Tenggara. Hasilnya, wisatawan mancanegara menyumbang sekitar 12% total pengunjung.
-
Inovasi HiburanMenggabungkan budaya lokal dengan musik internasional membuat acara ini relevan bagi semua generasi, tanpa mengurangi nilai tradisi. Konsep hybrid ini berhasil menarik penonton yang lebih beragam.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penyelenggaraan festival ini diperkirakan menghasilkan perputaran ekonomi hingga Rp120 miliar untuk sektor pariwisata, kuliner, transportasi, dan akomodasi. Homestay dan hotel di Kuansing terisi penuh jauh sebelum acara dimulai. Selain itu, festival ini menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda dan memperkuat rasa bangga masyarakat terhadap warisan leluhur.
Harapan untuk Tahun Depan
Bupati Kuansing mengungkapkan bahwa target ke depan adalah menjadikan Pacu Jalur masuk kalender 10 Event Nasional Kemenparekraf dan menarik lebih banyak sponsor internasional. Panitia juga berencana menambahkan teknologi live streaming dengan kamera drone agar penonton di seluruh dunia dapat menyaksikan kemegahan festival secara real-time.
