Operasi yang digelar pada Rabu malam hingga Kamis dini hari itu berlangsung dramatis. Bermula dari informasi intelijen yang dikumpulkan selama berminggu-minggu, tim Polsek Peranap bergerak cepat. Mereka menyergap para tersangka di berbagai lokasi strategis, mulai dari rumah-rumah kontrakan hingga pinggir jalan raya yang sering dijadikan tempat transaksi gelap. "Kami tidak mau main-main dengan masalah narkoba ini. Ini ancaman bagi generasi muda kita," ujar Kapolsek Peranap, AKP Budi Santoso, saat ditemui di markas polisi usai operasi.
Kronologi Penangkapan yang Menegangkan
Semuanya berawal dari laporan warga yang mencurigai aktivitas mencurigakan di sekitar Desa Peranap. Beberapa penduduk melaporkan adanya pergerakan orang asing yang sering bolak-balik dengan kendaraan roda dua di malam hari. Polisi pun langsung membentuk tim khusus untuk memantau. Setelah pengintaian intensif, petugas menemukan pola distribusi: sabu-sabu dikirim dari luar daerah melalui jalur darat, kemudian disebar ke konsumen lokal melalui kurir-kurir kecil.
Puncaknya terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Tim pertama menyergap dua tersangka di sebuah warung kopi pinggir jalan. Saat digeledah, ditemukan paket sabu seberat 50 gram yang disembunyikan di dalam tas selempang. Tak lama kemudian, razia berlanjut ke sebuah rumah di kampung terpencil. Di sana, tiga orang lagi ditangkap beserta barang bukti berupa timbangan digital dan alat hisap. "Mereka berusaha kabur melalui belakang rumah, tapi kami sudah siap dengan pengawasan ketat," cerita salah seorang anggota tim yang enggan disebut namanya.
Tak berhenti di situ, operasi meluas ke wilayah perbatasan desa. Dua tersangka terakhir diringkus di sebuah pondok kebun karet saat sedang melakukan transaksi. Total barang bukti yang disita mencapai lebih dari 200 gram sabu-sabu, senilai ratusan juta rupiah di pasaran gelap. Para tersangka, yang berusia antara 25 hingga 45 tahun, sebagian besar adalah warga lokal yang terjerumus ke dalam lingkaran narkoba karena faktor ekonomi.
Dampak Narkoba di Indragiri Hulu: Ancaman yang Tak Bisa Diabaikan
Kabupaten Indragiri Hulu, yang dikenal dengan kekayaan alam seperti perkebunan sawit dan karet, kini menghadapi tantangan serius dari peredaran narkotika. Menurut data internal kepolisian, kasus narkoba di wilayah ini meningkat 30% dalam dua tahun terakhir. Sabu-sabu, sebagai salah satu jenis narkoba paling populer, sering kali menyasar kalangan pekerja dan pemuda desa yang rentan terhadap godaan uang cepat.
Penangkapan ini diharapkan bisa menjadi pukulan telak bagi jaringan besar yang mengendalikan distribusi dari belakang layar. "Ini bukan akhir, tapi awal dari upaya pemberantasan yang lebih masif," tegas AKP Budi. Ia menambahkan bahwa polisi sedang menelusuri asal muasal barang haram tersebut, yang diduga berasal dari provinsi tetangga melalui jalur sungai dan hutan belantara.
Masyarakat setempat pun menyambut baik operasi ini. Seorang tokoh masyarakat, Haji Rahman, mengungkapkan kegelisahannya. "Anak-anak kami mulai tergoda. Banyak yang putus sekolah gara-gara ini. Semoga polisi terus tegas," katanya saat diwawancarai di masjid desa. Kejadian ini juga memicu diskusi di kalangan warga tentang pentingnya edukasi anti-narkoba di sekolah dan kampung.
Profil Para Tersangka dan Barang Bukti
Dari tujuh tersangka yang ditangkap, empat di antaranya adalah residivis dengan catatan kriminal sebelumnya terkait kepemilikan narkoba. Sisanya adalah pendatang baru dalam dunia hitam ini, yang mengaku terpaksa bergabung karena himpitan utang. Polisi menemukan bukti transaksi digital melalui ponsel, termasuk catatan pesanan dan transfer uang mencurigakan.
Barang bukti yang disita meliputi:
- Paket sabu-sabu siap edar sebanyak 15 bungkus kecil.
- Uang tunai hasil penjualan senilai Rp 50 juta.
- Kendaraan bermotor yang digunakan untuk distribusi.
- Peralatan pendukung seperti pipa hisap dan kertas timah.
Semua ini kini diamankan di Polsek Peranap untuk proses penyidikan lebih lanjut. Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun hingga seumur hidup.
Langkah Selanjutnya: Pencegahan dan Kerja Sama Masyarakat
Pihak kepolisian tidak berpuas diri dengan penangkapan ini. Mereka berencana menggelar sosialisasi massal di desa-desa sekitar untuk meningkatkan kesadaran bahaya narkoba. "Kami butuh dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh agama," ujar AKP Budi. Selain itu, patroli rutin akan ditingkatkan, terutama di malam hari dan akhir pekan ketika transaksi sering terjadi.
Bagi masyarakat Indragiri Hulu, kejadian ini menjadi pengingat bahwa narkoba bisa menyusup ke mana saja, bahkan di daerah yang tampak tenang. "Jangan sampai kita lengah. Mari jaga keluarga dan lingkungan kita," pesan seorang ibu rumah tangga yang turut menyaksikan operasi.
Dengan operasi sukses ini, Polsek Peranap membuktikan bahwa perang melawan narkoba bisa dimenangkan dengan ketegasan dan kecerdasan. Kabupaten Indragiri Hulu kini lebih aman, tapi perjuangan masih panjang. Pantau terus perkembangan berita ini untuk update terbaru dari lapangan.
